Senin, 04 Februari 2013

SAL AH satu kegiatan yang kerap meramaikan festival dan pameran mutiara di Nusa Tenggara Barat, adalah pameran desain dan hasil kerajinan berbahan baku limbah kerang mutiara. Ini terlihat dalam Lombok-Sumbawa,bali Pearl Festival belum lama ini. Seiring diminatinya mutiara, tumbuh pula kreativitas memanfaatkan kerang tempat mutiara, yang biasanya terbuang tanpa memberikan nilai ekonomi yang berarti. Di NTB, yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil mutiara, para pengrajin memanfaatkan limbah kerang mutiara untuk dijadikan suvenir dan aksesori yang menarik. Berkat tangan-tangan terampil, limbah kerang mutiara itu berubah menjadi suvenir dan aksesori yang berharga mahal.
   khairi dan abang nya arjam, yang bertempat tinggal di Dusun sumberklampok, Bali Utara. Dengan keahlian dan ketekunannya mereka berhasil “menyulap” limbah-limbah kerang mutiara ini menjadi berbagai aksesori yang menawan dan bernilai hingga jutaan rupiah. “Tadinya kerang-kerang ini hanya dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya,” ungkap Anita. Mereka menilai, seluruh lempeng kerang itu adalah mutiara juga. Warnanya natural dan berdinding seperti mutiara. Hanya saja mutiara yang dianggap umum selama ini, yang berbentuk bulat saja.
    Berangkat dari naluri bisnis yang dibarengi ide kreatifnya itulah, mereka mulai menekuni pembuatan suvenir dan aksesori dari limbah kerang mutiara tahun 2005. Waktu itu, harga kerang mutiara yang sudah dipanen Rp 10.000/kg. Dengan harga yang relatif mahal ini, mereka mulai memotong, mengiris dan membentuk kulit kerang mutiara itu menjadi beraneka ragam bentuk dan ukuran suvenir cantik yang bertuliskan Bali utara yang dijual dengan harga hingga Rp 30 ribu perbiji. “Ketika hasil kerajinan ini diperkenalkan di berbagai kegiatan pameran, sambutan masyarakat positif dan pesanan mulai banyak,” 
Bros-bros cantik, kalung, gelang hingga liontin yang tadinya hanya berupa potongan-potongan sisa pembuatan suvenir dan yang dibeli dari toko-toko mutiara, menjadi demikian menarik. Mereka juga memanfaatkan kerang-kerang mutiara yang mengalami kesalahan penyuntikan sehingga dindingnya tidak beraturan dan digolongkan rusak. “Justru ketidakberaturannya itu yang menjadikan aksesori lebih eksotis,” 

 Prospek kerajinan aksesoris di bali. Tampilannya mewah tetapi harganya relatif tidak mahal jika dibandingkan perhiasan emas. Mengingat mode saat ini yakni orang suka mengenakan aksesori berukuran besar, maka Anita leluasa menggunakan perak bahkan hingga 50 gram dalam satu aksesori. Bisa dibayangkan jika menggunakan emas, harganya bisa lebih mahal lagi, sehingga tidak selalu terjangkau konsumen. Orang pun akan senang memakainya karena relatif lebih aman menggunakannya dibanding memakai emas dengan ukuran yang sama. “Sebesar apa pun dan semahal-mahalnya aksesori ini, terasa aman memakainya dibandingkan memakai emas dengan ukuran yang sama,” kata Anita.
Produk aksesori khairi dang abang arjam ini bisa dikatakan eksklusif karena merupakan buatan tangan dan dibuat tidak banyak untuk tiap desainnya.
    Aksesori khairi ada yang dibuat dengan harga relatif murah, Rp 20 ribu-Rp 100 ribu, yang disiapkan sebagai oleh-oleh yang banyak dicari tamu dari luar bali. “Modalnya terbatas. Keuntungan kami karena membuat sendiri dan memasarkannya sendiri,”

.


kami menyediakan bermacam macam jenis kerajina yang terbuat dari kerang mutiara,sperti gambar di atas,,tpi masih banyak jenis nya,,,seperti tempat sabun,tempat sambel,figura,cermin,bandulan kalung dan alat2 dapur seperti: senduk,garpu,pisau,piring. DLL




aperti apa yang saya ktaka di atas:
ini lah bentuk figura yang terbuat dari kerang mutiara,,,,
masih banyak jenis yang lain,yang blum di tampil kan,,,
mau tau,,,????

gantungan kunci